Menjelang malam hari raya idul fitri dan malam pergantian
tahun baru, yang sarat akan keramaian, kemeriahan,dan sekaligus kebisingan. Dimana
orang saling menampakkan kesenanganya dalam perayaan.
Pada
malam hari raya idul fitri, takbir menggema mengagungkan sang pencipta, di
masjid-masjid orang-orang saling membuat music dari benduk ataupun kaleng bekas
makanan, di jalan-jalan arak-arakan takbir keliling memenuhi jalanan kota.
Mobil dengan bag terbuka yang biasanya di penuhi dengan alat-alat elekronik di
tasnya seperti sound sistem ataupun beduk yang di tabuh tanpa henti, yang
menimbulkan kegaduhan kebagiaan
Dar…der..dor..itulah bunyi dari kembang api pada malam
hari raya idul fitri dan perayaan malam tahun baru, orang-orang riuh tak terelakkan jeritan
kebahigian di mana-mana,mata brbinar-binar dengan seulas senyum mengembang
Malam yang di balut
dengan cahaya lampu-lampu di setiap pinggir jalan dan sudut-sudut kotanya, se
akan-akan bumi bermandikan akan caya lampu hias, yang menampilkan keindahan
yang menyejukan para pencinta mata
Kebahagian semakin menjadi-jadi, orang-orang riuh menampilkan kebisingan malam bersamaan dengan
bunyi kembang apin yang di bakar. itulah dimana orang-orang saling menampilkan
sonita keriuhan di muka bumi, betapa indahnya malam itu? Mulut-mulut di penuhi
busa kata-kata, pekiran di penuhi dengan
recana masa yang akan datang dan hati di
penuhi kebahagian. Tapi ada apa denganku?
Mengapa malam itu berubah menjadi kesedihan , malam yang tak pernah aku
inginnkan untuk hadir dalam hidupku. Di saat orang menikmati indahnya malam hari raya
idul fitri dan pergantian tahun baru, dengan orang-orang yang mereka sayangi,
merengguh dalam mahligai kebahagiaan kebersamaan
Di situlah hati orang-orang bergembira ria, tapi lihatlah
dengannku yang hanya bisa berdiam diri di bawah angkasa keheningan, tanpa ada
kembang api yang berwarna pelangi disana yang memanjakan mata, itulah kamar
baruku , yang stiap sudutnya kosong tanpa barang sedikitpun, tidak ada lampu hias
di kamarku hanya dinding putih nan
tebal, tempatku menghabiskan waktu
Seandainya ada orang bertanya tentang diriku, mengapa kau hanya berdiam diri di sini? Kalau
aku seorang petapa. Maka akan ku jawab, aku sedang bersemedi tapi, kalau aku
seorang kiai maka akan ku jawab aku sedang bersikir mensucikan diri. Tapi, aku
hanyalah aku, yang dengan satu kesalahan bisa terperangkap dalam ruang kubus
keterasingan
Jam penunjukan
12:01 pada malam pergantian malam pergantian tahun baru. Malam sedang bergembira,
petasan saling bersautan. Kebisingan dan keriuhan dimana-mana, tepuk tangan
mengiringi upacara perayaan malam pergantian tahun baru. Tapi apa yang sedang
aku rasa saat itu? Tentunya bagi orang yang terjebak dalam keterasingan
tentunya, bisa merasa bahwa dirinya sedang berada di pinggir jurang kenestapaan
diri
Malam menghindar menuntut akan datang pagi, aku berdiri
menatap kedepan, pemandangan yang begitu membosankan tanpa ada
burung-burung menghiasi pagi, apakah
bumi manusia begitu membosankan?
Terdengar derap sepatu menginjak lantai, berhenti persis
di depan ruang kamarku,” hay, nomor 05 ayo ikut saya” ucap orang dengan
perawakan tinggi besar dengan perut buncit. Kulihat sekelilingku barang ada
orang selain diriku, tapi tidak ada orang selain diriku, lalu siapa yang dia
maksud, apakah diriku? tapi itu bukan nama darah pemberian orang tuaku, dan
bahkan pemberian namaku di lakukan dengan upacara perayaan yang sakral. “ hay
kamu, jangan sok bingong, ayo ikut saya” ucap orang itu lagi dengan nada di
tinggikan, dan tak kusangka tertuju kepadaku, aku hanya ikut saja, tapi kenapa
dia memanggilku dengan sebutan 05 begitukah hidup dalam ruang keterasingan,
terlalu cepat berupah, walaupun hal nama saja
***
“tapi, itukan kesalahan kecil, dan baru sekali aku melakukannya.
Apakah kita karna hanya rakyat biasa?”bahtahku kepada orang yang begitu aku
hormati, dialah kakakku
“itu tidak penting, kesalahan kecil atau besar, baru
sekali atau berkali-kali. Yang namanya kesalahan tetap kesalahan dan kamu harus
menerimanya” tegasnya, mengakhiri percakapan kami
Mataku focus ke depan kamarku, karna kamarku tidak ada
jendela , yang apabaila angina berhembus membawa kabar gembira dari luar. Aku
tidak apakah di luar sana masih ada kabar gembira buatku, setelah kejadian
malam itu, yang penuh dengan nafsu
duniawi
Tak terasa bulan-kebulan memeluk tahun- ketahun, tapi aku
hanya bisa berdiam diri, apakah aku betah di sini? Tapi di saat menjelag
perayaan malam idul fitri dan perayaan malam tahun baru, hatiku memberontak
bersamaan dengan dentaman benduk dan petasan yang di bakar. Itu terlalu munafik
buatku
Lihatlah aku, para penegak hukum. Mana keadilan kalian,pada
bumi manusia. Anda yang selalu berkoar-koar tentang keadilan , tapi mana bukti
yang konrit dari ucapan kalian. Lihatlah
aku, sudah 07 kali, malam perayaan hari raya idul fitri dan malam pergantian
tahun baru ku lewati, di ruang kubus keterasingan. Tapi apa yang kalian
lakukan? Apakah dengan kata-kata, kalian sudah melakukan keadilan ? tidak!
Hatiku memberontak. Apakah dunia ini hanyalah kemunafikan dan apakah benar
negara kita adalah negara hukum bukan negara keadilan
Hari- hariku berjalan seperti biasanya dengan sarapan
pagi di dalam kamar dan hanya keluar kamar ketika keperluan buang air besar ataupun kecil dan olah raga,
tapi olah raga pun hanya di halaman. Karna rumahku sekarang bisa terbilang
bagunan yang cukup mewah, dengan keamanan atau penjakaan yang super ketat, jadi
orang jauh-jauh tak mau berusan, dengan masuk kerumahku
Sekarang hidupku luntang-lantung , bagai kapal tanpa
awak. Yang hanya bisa ikut arus kehidupan tanpa tujuan. Tiap pagi datang, hanya
berdiri mengurung diri, menutup dari dunia luar, dari hiruk-pikuk k oleh orang-orang yang bernaluri
kemunafikan yang penuh kemaruk jabatan,
05 itulah nama di sematkan, yang meempel pada punggung kaosku,
hadiah bagi orang bagi orang-orang yang tinggal di sini sebagai seorang tahanan
Trinspirasi dari karya Emha Ainun Najib (Surat Kanjeng Nabi)
Oleh : Ari Nofendi. Alumni SMPIT, Nurul Ishlah
serat barat bluto sekarang pondok di karangcempaka bluto suka tidur,
makan,minum plus sedikit membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar